Selasa, 07 April 2015

Conversi Rekayasa Perangkat Lunak

Teknologl informasi sosial  atau Social information technology  (social IT)    adalah   faktor   atau   aspek   sosial yang  berkaitan dengan implementasi suatu  teknologl informasi. Sebuah produk perangkat lunak  tidak hanya berkutat di masalah teknologi dan  teknis. Sering sebuah  produk  perangkat lunak  hanya  dibuat berdasarkan  sudut pandang pengembang perangkat lunak  yang memiliki kecenderungan berpola pikir teknis. Sebuah perangkat lunak dianggap berkualitas jika mernenuhi kebutuhan pelanggan (customer) dan sesuai  keinginan  pelanggan (customer). Sering kendala dari pengembangan perangkat lunak bukan berada pada masalah teknis (teknologi perangkat lunak dan perangkat keras) tapi  pada kondisi lingkungan pelanggan,  misalnya ternyata  yang  akan  menjadi   user atau   pemakai  perangkat  lunak belum bisa mengoperasikan komputer, atau keengganan user untuk mengubah kebiasannya bekerja menggunakan perangkat lunak yang baru  atau dari manual menjadi menggunakan perangkat lunak, lingkungan   yang tidak  mendukung   disiplin  (misalnya   untuk  aplikasi keuangan)  maka dari itu perlu adanya analisis  terlebih dahulu di lingkungan pelanggan apakah dapat dijalankan perangkat lunak yang akan dikembangkan,  karena  sebaik  apapun  perangkat  lunak jika tidak mampu  digunakan  di  lingkungan  pelanggan  maka  perangkat   lunak itu  hanya   akan   menjadi    "artifak"  yang   disimpan  di   gudang   atau bahkan  dibuang.

Hal-hal yang harus  dilakukan  sebelum mengembangkan  perangkat lunak  di lingkungan  tertentu maka harus  dicari  tahu pengetahuan   lingkungan   tentang   teknologi   informasi  dan komputer
  •        "social  knowledge"  atau   "local  knowledge"   (pengetahuau mengenai  budaya  lokal)  di lingkungan  yang  akan dikembangkan   perangkat   lunak,   apakah   memungkinkan untuk  dikembangkan  perangkat  lunak
  •     pengetahuan  tentang  apa saja yang bisa dibatasi  dan  yang tidak,   sehingga   saat  pengembangan   perangkat    lunak   dapat mendeflnisikan aturan main dari  perangkat lunak

Setelah perangkat lunak dikembangkan tetap masih diperlukan adanya sosialisasi  perangkat  lunak  dengan  mengadakan pelatihan secara bertahap,  karena meugubah kebiasaan sebuah lingkungan ke sesuatu yang baru tidaklah gampang  dan yang akan menggunakan perangkat  lunak  memillki  karakter  yang berbeda-beda. Memang  tidak harus   menuruti  semua karakrer,   tapi  setidaknya   dapat   dicari   titik tengah  yang dapat  diterima   semua  pihak.  Komunikasi  yang baik antara  pcugernbang   dan  pelanggan  atau  user sangat  dibutuhkan agar terialin  kerja sarna yaug baik dan saling menguntungkan.
Melakukan konversi dari cara kerja yang lama ke cara kerja  yang baru menggunakan  perangkat   lunak  yang  dikembangkan perlu  dilakukan seeara  bertahap,  karena  perubahan yang ekstrim  akan  menghabiskan lebih  banyak  sumber  daya,  dana,  dan  waktu.  Beberapa  cara  konversi adalah  sebagat  berikut:

  • Konversi paralel




Konversi paralel dilakukan  dengan  melakukan beberapa  waktu transisi dimana ada waktu dimana kedua  sistem  (sistem  lama dan sistem baru) berjalan  bersama   untuk keperluan   transisi sampai  sistem  baru  dapat berjalan  mandiri.  Sumber  daya yang dibutuhkan pada konversi paralel akan banyak terkuras pada waktu transisi.

  • Konversi Langsung
konversi langsung   dilakukan    karena   sistem   lama   secara ekstrirn  Iangsung   diganti   dengan  sistem  yang  baru.  Konversi ini   akan   mengalami   waktu   yang  sangat   sulit   di   awal berjalannya   sistem  baru

  • Konversi per fase
konversi per fase dilakukan dengan berpindah per fase  dari sistcm   lama  ke  sistem  baru  misalkan  pada  awal konversi hanya  pada   pekerjaan  memasukkan     data-data   saja,  pada tahap  berikutnya   rnulai  menggunakan  proses  perhitungan, lalu  fase  berikutnya  mulai   rnenggunakan    proses   pelaporan sistem  baru,  dan  seterusnya  (lebih  fokus  pada  per   fungsi sistem)

  • Konversi pilot atau single locatiion
konversi  pilot  dilakukan dengan  melakukau konvcrsi per unit kerja atau per lokasi di dalam sebuah lingkungan kerja, Misalnya pada tahap awal unit kerja yang sistemnya berubah adalah  bagian keuangan,  berikutnya pada bagian  sumber  daya mannsia, dan seterusnya.





Pengembangaan  perangkat  lunak yang berhasil  dan  dapat  diterima dengan baik tidak hanya memperhatikan  masalah teknis, tapi mernperhatikan masalah nonteknis seperti permasalahan  sosial dan mencermati isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat.




Sumber : Rosa A. S, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung, Indonesia: Informatika, 2014.

0 komentar:

Posting Komentar